Aku tidak menginginkan jiwaku
tanpamu, karena semenjak hari
indah itu jiwaku sudah menjadi
milikmu..
Sungguh menyedihkan
menyadari, bahwa diriku bukan
lagi tokoh utama dalam cerita
hidupmu..
kisahku telah usai..
Aku menikmati moment
ketidakwarasan yang datang
mendadak tanpa pernah ku
duga..
Meski berjuang keras untuk tidak
memikirkannya namun aku tidak
berjuang untuk melupakannya..
Terlarang untuk diingat..
Takut untuk di lupakan..
Sangat sulit menjalaninya..
Tidak akan pernah ada apa-apa
lagi untukku..
Tidak akan pernah ada kecuali
kehampaan yang mengisi relung
hatiku..
Aku telah di ubah tanpa ku
sadari..
Bagian dalam diriku telah
berubah hingga nyaris tak bisa
ku kenali lagi..
Bagian luarku pun tampak
berbeda..
Hasil mimpi buruk yang tak
pernah usai..
Jangan harap aku menepati
janjiku sementara pihak lain
sudah melanggarnya..
Aku tak ingin menjadi pelaku
kebodohan itu berkali-kali..
Kebodohan yang sebenarnya aku
sadari, dan aku cintai..
Apakah aku harus berusaha
mendorong diriku kembali ke
keadaan seperti Zombie?
Terdiam tak berdaya, hanya
mampu melihat dan merasakan
sakit yang terus mengisi hatiku..
Apakah aku berubah menjadi
sesosok mahluk yang senang di
siksa?
Dengan rasa sakit yang tak
terlihat, namun terus menerus
menyiksaku..
Bagai gelas wine yang sudah tak
terpakai di lemari penyimpanan..
Yang dulu selalu menampung
murninya wine yang
menghangatkan tubuh..
Tak disentuh dan dilupakan..
Ditinggalkan pemiliknya..
Sama seperti aku..
Kekosongan yang menyayat
hati..
Membuatku melupakan
kehangatan..
Aku tak sanggup membiarkan
ingatanku kehilangan suara itu..
Aku akan membayar untuk
semua kenangan yang dapat
kuingat dan kurasakan..
Tak perduli berapa pun harga
yang harus kubayar..
Aku melakukan kecerobohan yg
tidak perlu..
Mencintai tanpa tau arah mana
yang kutuju..
Aku seperti bulan tersesat..
Planetku hancur dalam skenario
film tentang kepedihan hati yang
menimbulkan perubahan besar
yang tetap..
Walau bagaimanapun, aku
mencoba bergerak dalam orbitku
yang kecil dan sempit mengitari
ruang angkasa yang kini kosong
melompong tanpa planet yang
harus kukelilingi..
Mengabaikan hukum gravitasi..
Mengabaikan hukum alam yang
ada..
Aku hancur, luluh dan tidak bisa
di perbaiki lagi..
Bagaimana bisa aku menjelaskan
keadaanku yang hancur
berkeping-keping?
Kondisiku kini meringkuk seperti
boLa untuk mnjaga agar lubang
kosong itu tidak mencabik-cabik
tubuhku..
Meringkuk memegang kedua
lututku agar tubuhku tak hancur
menjadi debu..
Meringkuk untuk menjaga
jantungku untuk tetap berdetak
dengan semestinya..
Nama itu membuat lukaku yg
masih basah kembali berdarah..
Namanya masih mampu merobek
lukaku yg belum pulih..
Bagaikan sebuah pisau daging
bergigi tajam..
Kepedihan mengoyak hatiku..
Ia meninggalkan mimpi buruk
yang baru..
Seperti infeksi pada luka yang
disiram dengan air garam..
Penghinaan seteLah semua
perlakuan buruk..
Kenangan itu smakin
memedihkan luka hatiku yang
belum pulih..
Saat kamu menyayangi
seseorang, mustahiL bersikap
Logis mengenai mereka..
Saat ku melihat adegan kecupan,
aku berusaha mengabaikan
momen intim itu karena luka
hatiku yang berdenyut-denyut
nyeri..
Sebuah kecupan ringan yang
pertama ku berikan pada seorang
pria dewasa selain keluargaku..
Semakin kau mencintai
seseorang, semakin pikiranmu
menjadi tidak rasional..
Ketika ku coba untuk
memikirkannya kembali..
Rasanya paru-paruku tak bisa
bernapas seolah-olah akan pecah
berkeping-keping..
Aku sudah terlalu banyak
merasakan kehilangan..
Apakah takdir akan merenggut
sedikit kedamaian yang masih
tersisa di hatiku?
Kini lubang didadaku mulai
bernanah..
Bagian pinggirnya panas
membara..
Kepedihan didadaku semakin
lama semakin tidak bisa di tolerir
lagi..
Aku melihatnya, namun aku tak
ingin berjuang untuk
memilikinya..
Aku sudah lupa bagaimana
rasanya kebahagiaan yang
sesungguhnya..
Mampukah aku mengkhianati
hatiku yang hampa demi
menyelamatkan hidupku yang
menyedihkan?
Aku tidak seperti ditinggaL
seseorang, tapi seolah-olah
seperti ada yang meninggal..
Karena rasanya LEBIH dari
sekedar KEHILANGAN seseorang
yg merupakan cinta paling sejati
dalam kisah cinta hidupku..
Tapi juga kehilangan seluruh
impian yang dirancang bersama..
Seluruh hidup yang telah kupilih
bersamanya..
Cukuplah mendengar cerita
tentang keluarga yang dulu aku
pernah bermimpi ingin menjadi
bagian darinya..
Cinta sejati teLah hilang selama-
lamanya..
Bersama semua kisah yang dulu
pernah kau janjikan untukku..
Sang pangeran berkuda putih
takkan pernah kembali untuk
mengecupku dan
membangunkanku dari tidur
panjang..
Tak akan pernah kembali untuk
mengajakku tertawa dan
menceritakan semua
kesedihannya..
Satu hal terakhir yang akan
kulakukan untuknya..
Aku akan menukar separuh
hidupku untuk kebahagiaannya..
Walaupun sebenarnya..
Mungkin aku akan semakin
terluka ketika ia nantinya
menemukan seorang putri yang
sesungguhnya, yang akan selalu
di ajaknya tertawa dan mampu
mendengarkan semua keluh
kesahnya..
Yang mampu mengukir
senyuman di bibirnya untuk
setiap detiknya..
Yang mampu memenuhi semua
yang ia butuhkan..
Namun itu lebih baik,
dibandingkan aku hidup panjang
selain dengannya dan tak
melihatnya bahagia..